Thursday, January 26, 2012

Menjadi Serigala Militia Itu Menyenangkan



Seringai itu istimewa. Seringai itu inspiratif. Masih akan banyak lagi kata kata tersohor yang akan saya sanjungkan untuk Seringai. Apa bila ada yang bertanya kepada saya, "bagaimana Seringai dimatamu ?". Awal 2012 ini merupakan tahun ke 6 saya mengikuti perjalanan salah satu pionir musik keras tanah air ini bila terhitung dari pertama kali saya mendengarkan mereka. Sekitar akhir 2005 menjadi awal perjumpaan maut saya dengan High Octane Rock.

Andra, seorang tetangga saya yang gila akan bau heavy/thrash metal dan skateboard, pada suatu sore sepulang ia dari Bandung, dia tersenyum lebar. Dengan membawa benda berwarna hitam dengan cover tengkorak yang diapit oleh 2 buah bendera motif hitam kotak putih khas balap. Nada antusias super tinggi dia mengajak untuk mendengarkan cd ini. Andra bilang kalau dia harus bertukar tambah dengan salah satu karibnya di Bandung untuk cd ini. Salah satu bagian dari cd ini ada yang menarik perhatian karena memajang 4 wajah masing-masing personilnya. "Narsis banget ini band" gumam saya dalam hati.

Tanpa pikir panjang, saya iya kan tawaran Andra untuk melahap cd tersebut. Saya selalu yakin kalau selera telinga saya selaras pula dengan telinga Andra. Mulai dari Black Sabbath, Slayer, Electric Wizard, Napalm Death, sampai Misfits adalah band-band yang kita kulik berdua. Apalagi setelah mendengar ceritanya kalau vokalis band ini adalah Arian13 yang notabenenya adalah eks-vokalis Puppen, band hardcore Bandung yang lagunya selalu terdengar riuh dikamar Andra setiap hari minggu pagi.

Mendengarkan album High Octane Rock kali pertama, seperti tertampar dikanan dan kiri. Berenergi. Mungkin itu kesan pertama yang muncul dipikiran saya. Puritan adalah nomor favorit saya kala itu. Bassline pada intro lagu ini catchy sekali. Menohok saya luar dalam.Ketika mendengarkan Alkohol, saya serasa terhipnotis untuk berkata setuju kepada penggalan lirik "membakar nafsu hidup tetaplah muda. alkohol. yeah. tetap anak enggan dewasa". Ayahnya Andra adalah cerminan konkrit lagu Alkohol. Bir sebagai teman ngobrol, aksen Lo-Gw kepada teman-teman anaknya yang masih kental, dan selalu bercerita bagaimana Judast Priest menyuntikan energi berlipat ganda kepadanya. Tua tua keladi, makin tua makin kencang volume speaker untuk heavy metal.

Ketika Membakar Jakarta dimainkan, saya setuju bahwa Seringai telah menyuarakan apa yang orang lain rasakan dengan lebih lantang. Apa yang saya dengar didalam Membakar Jakarta adalah realita keseharian ibu kota yang sering diceritakan ibu sepulang kantor. Kurang lebih sekitar 2 bulan album ini menjadi soundtrack sehari-hari saya dan Andra. Pentas seni sekolah Don Bosco Pondok Indah adalah ajang pertama kita berdua untuk menyaksikan aksi live Seringai setelah dilanda demam oktan tinggi.

Guna mendukung suasana metal hari itu, saya mengambil kaos klasik Killers Iron Maiden milik om saya di lemari tanpa sepengetahuan beliau. Karena kalau izin terlebih dulu, yakin betul tidak akan dipinjami, ukurannya pun agak oversized dengan badan saya yang masih smp, tak apalah. Mengendap keluar rumah dan langsung menuju tempat saya janjian dengan Andra. Di dalam bis kota menuju venue, kami berdua sudah merasa cukup rock untuk show Seringai pertama kita ini. Apalagi Andra dengan lantang mengenakan kaos hitam tulisan merah sablon sendiri dengan font Roxx didada. "Yeaaaaaaaah!!!" kurang lebih ungkapan seperti itu yang tergambarkan.

Sampai di venue, sudah terlihat gerombolan kaos hitam bertampang buas yang siap untuk berpesta di moshpit malam itu. Kurang lebih sekitar 1 jam kemudian Seringai pun dinobatkan oleh MC untuk mengambil alih panggung. Tanpa basa basi, mereka menggeber para Serigala Militia dengan deretan nomor lugas mereka. Badan remuk, keringat deras, dan senyum puas mengiringi perjalan kembali kerumah.

Semenjak hari itu, saya dan Andra selalu menyempatkan diri untuk hadir apabila Seringai main di Jakarta. Mulai dari acara pentas seni yang sedang marak maraknya digelar pada jaman tersebut, sampai ke acara acara macam Indiefest dan lainnya. Setelah bergerilya mencari t-shirt Seringai, di distro Ish Kabible milik alm. Robin Hutagaol kalau tidak salah saya pertama berhasil mendapatkannya. Euphoria saya bersama Andra ternyata harus berhenti di awal tahun 2007. Andra harus meninggalkan tanah air untuk melanjutkan sekolahnya ke Jerman. Kami berdua pun belum sempat menyaksikan Seringai mengcover lagu Neraka Jahanam milik Duo Kribo.

Masuk ke jenjang sekolah menengah atas, sedikit sekali kawanan Serigala Militia disekolah. Lumayan kaget saat itu, mengingat nama Seringai yang cukup hype era tersebut. September 2007, Seringai menggelar pesta rilis album baru mereka yang diberi titel Serigala Militia. E-mail pun saya sempatkan kirim untuk salah satu kawan terbaik saya yang sampai sekarang sudah menetap di Jerman. CD Serigala Militia juga sudah saya kirim kesana guna balas budi untuk Andra (brengseknya si Andra sudah berhasil ke sampai ke Wacken beberapa kali).

Launching album Serigala Militia saya anggap sebagai salah satu show mereka yang paling cadas. Melihat dari setlist mereka waktu itu, gabungan antara nomor canggih High Octane Rock dan Serigala Militia sudah jelas menjanjikan aksi memukau.

Pengalaman saya paling seru bersama Seringai adalah ketika mereka mengadakan show bergelar High Octane Halloween 2010. Bertempat di Eastern Promise Kemang, Jakarta. Banyak band hebat yang bermain di event ini, macam Morfem, Gribs, The Authentics, dan masih banyak lagi. Seringai mengambil alih panggung sekitar pukul 21.30 malam. Walaupun Sammy terlihat terlalu mabuk di 2 lagu awal sehingga bassnya terdengar fals, tapi tidak mengurangi apresiasi penonton untuk Seringai malam itu.

Ketika riff awal masuk ke lagu Alkohol, penonton semakin brutal. Kalau saya tidak salah ingat, ada Pandu Fuzztoni (gitaris Morfem) orang yang berhasil mendaratkan kakinya tepat mengenai wajah Arian13 sehingga darah pun tak segan mengocor dari hidungnya. Arian13 pun memberi microphone ke penonton, tanpa pikir panjang, saya menyambut yang telah ditawarkan Arian13. Menggantikan peran Arian 13 walaupun hanya beberapa menit, bisa sepanggung bersama Sammy, Rocky, dan Khemod itu merupakan salah satu pengalaman paling rock.

(silahkan lihat gambar untuk penjelasan lebih lanjut)

Seringai seakan menjadi salah satu tempat dimana saya belajar. Lagu mereka sangat inspriratif bagi saya pribadi. Tak sedikit pula ocehan jenius dari bapak Arian13 yang membentuk pribadi saya sampai sekarang ini. Sebegitu spektakulernya kah Seringai dimata saya ? Saya akan sangat berbangga hati unutk menjawab YA. Melalui Seringai saya juga yakin serta optimis kalau scene musik keras lokal masih akan terus bertahan sampai kapanpun. Secara keseluruhan, Seringai 70% berpengaruh untuk saya. Mulai dari lifestyle, sudut pandang, dan musik mereka. "Teralienisasi, terhakimi, kalian bukan mereka. era baru, milik kalian, hapus norma usang" apa saya salah mengatakan mereka sangat inspiratif ? Serigala Militia!!!

-Yulio Abdul Syafik



Tweet This

5 comments on "Menjadi Serigala Militia Itu Menyenangkan"

Uda on January 27, 2012 at 11:01 AM said...

wow, terharu membacanya :)

THE CLOWNIES UNIVERSAL ™ on January 27, 2012 at 9:28 PM said...

SERIGALA MILITIA SAMPAI MATI !

Chandraditya Kusuma on February 16, 2012 at 7:25 AM said...

Jadi ini kisah lo nta

Anonymous said...

Gw denger lagu2 seringai bisa sampe berkaca2 lho mata gw macam ibu2 nonton telenovela aja ahaha... Asli.. Distorsi ricky dan liriknya arian ngena banget ke hati gw men :) merinding hehe

wicaksono said...

iya chan ini cerita onta sampe bisa ngeri kaya sekarang

Post a Comment