Tame Impala merupakan sebuah band asal Australia yang
telah menarik hati para pendengarnya melalui musik psikadelia mereka yang
dipadukan dengan berbagai genre layaknya dream
pop. Hingga kini mereka telah menghasilkan dua studio album yang mendapat
pujian dari kritik hingga memenangkan penghargaan layaknya ARIA dan sebuah
nominasi Grammy. Dengan suara yang memodernisasi masa terbaik dari musik di
masa lampau, mereka berhasil memikat para pendengar melalui luapan warna dari
musik psikadelik. Setelah album kedua yang bertajuk Lonerism di tahun 2012, mereka
akan merilis album terbarunya di tahun 2015 ini. Dalam proses tersebut, mereka
memberikan antusiasme melalui penyebaran dua single yang menggoda sekaligus memuaskan para pendengar selagi
menunggu album terbarunya.
Single pertama yang
bertajuk Let It Happen telah dikeluarkan pada bulan Maret di website resmi Tame
Impala yang dapat diunduh secara gratis untuk sementara. Langkah tersebut mirip
dengan apa yang mereka lakukan pada album sebelumnya dengan membagikan lagu
Apocalypse Dreams secara cuma-cuma. Let It Happen seakan menyuarakan sebuah
keinginan untuk merilis album terbaru mereka secara cepat, “saat itu terjadi,
terjadilah” merupakan salah satu potongan lirik dari lagu yang memiliki makna
penantian dan ajakan. Secara musikalitas, mereka semakin beranjak ke genre
populer yang didominasi oleh keyboard
dan synthetizer walaupun beberapa hal
tetap sama, layaknya suara vokal reverb
Kevin Parker dan iringan ritme bass dan drum. Lagu tersebut cukup lama dan
repetitif dengan durasi tujuh menit lebih berupa pergantian struktur lagu, baik
dalam nyanyian maupun melodi yang mengiringinya. Dominasi keyboard dapat mudah terdengar dengan tabuhan drum yang berjalan
layaknya sebuah mesin disko, mengiringi naik turunnya tempo dan memberikan
keseimbangan pada keseluruhan lagu. Gitar sendiri hanya muncul sedikit
memberikan aksen seperti pada akhir lagu. Dengan berbagai pengulangan tersebut,
Let It Happen kurang memuaskan bagi saya, tidak seperti rasa puas yang didapat saat
saya mengunduh dan mendengarkan Apocalypse Dreams untuk pertama kalinya.
Kemudian pada bulan April ini mereka
kembali mengeluarkan lagu yang berjudul Cause Im A Man yang berhasil
mengembalikan antusiasme saya kepada album baru mereka. Lagu tersebut sangat
bernuansa pop dengan distorsi gitar yang dahulu mereka gunakan seakan perlahan
hilang untuk menyempurnakan arah yang mereka inginkan. Lagu ini memiliki kesamaan
dengan Feels Like We Only Go Backwards dan Beverly Laurel dari album sebelumnya
dengan sifat catchy dari musik pop beserta
nuansa chill atau santai turut serta
menyelimuti. Tahun lalu mereka merekam cover
lagu Michael Jackson yang berjudul Stranger in Moscow dan Parker mengatakan
salah satu inspirasi musiknya didapatkan dari Britney Spears dengan eksperimen
pada genre bubblegum pop. Kedua hal
tersebut seakan menginspirasi musik mereka yang melahirkan lagu Cause Im A Man,
sebuah upaya daur ulang dari musik-musik populer di masa lampau. Berbeda dengan
Let It Happen, lagu ini diluncurkan melalui radio dan tidak dapat diunduh
gratis. Akan tetapi anda dapat mengaksesnya dengan mudah melalui akun resmi Youtube
Tame Impala.
Kedua lagu tersebut diharapkan dapat memberikan rasa
penasaran dan antusiasme dari para pendengar yang menantikan karya-karya
terbaru mereka seperti album ketiga ini. Apabila Lonerism menjadi album yang
menunjukkan gabungan unsur musik pop dengan suara-suara alternatif yang
bersifat eksperimental, apakah album pop menjadi arah selanjutnya? Tanpa
distorsi, tanpa psikadelia yang dulu mereka berikan? Sebuah pendewasaan yang
berujung pada pembentukan band pop? Apakah Kevin Parker ingin menjadi seorang diva?! Berbagai pertanyaan tersebut akan
terjawab saat Tame Impala pada akhirnya merilis album barunya secara resmi.
Hingga kini mereka telah mengumumkan judul albumnya yang berjudul Currents
dengan sampul album juga telah mereka tunjukkan melalui Instagram.
- Rama Indirawan
0 comments on "Lagu Demi Lagu Menyambut Album Terbaru Tame Impala "
Post a Comment