Friday, November 11, 2011

Nice Band, Wrong Gig


Pada Sabtu 29 Oktober 2011 yang lalu, akhirnya doa-doa yang saya persembahkan entah ke mana terjawab sudah oleh kedatangan dari band yang merupakan juru selamat sekaligus dewanya psychedelic rock masa kini, Tame Impala. Mungkin kedatangan mereka merupakan sebuah kejutan, karena, siapa yang menyangka Tame Impala akan datang, kabar kedatangan mereka pun cukup singkat, hanya berselang 2 minggu sebelum mereka tampil. Akan tetapi ada beberapa hal yang saya sayangkan dari kedatangan mereka, salah satunya adalah tempat dan waktu, yang selalu saya bayangkan jika saya menonton mereka secara live adalah sinar matahari yang hangat, padang rumput, orang-orang telanjang berlari kesana kemari, dan asap-asap kebahagiaan, kenyataan yang saya dapat adalah tempat yang gelap. Yang kedua adalah Tame Impala tidak sendiri datang ke Jakarta (bukankah itu adalah kabar baik?), mereka datang dengan band, kalau memang pantas disebut sebagai band, yang beraliran dance punk?. Tapi itu tidak menjadi masalah karena Tame Impala lah tujuan saya. Ada satu hal yang saya kagumi dari penonton yang datang (akhirnya), yaitu adanya penampakan Hippie, yang entah mereka benar-benar sampai menganut filsafat hidupnya atau tidak, saya tidak memperdulikan hal itu, setidaknya ada juga yang akhirnya memilih untuk tidak mengikuti arus penampilan masa kini yang bergaya rock n’ roll atau grunge membosankan.

Penampilan Tame Impala diwarnai oleh penantian yang cukup lama untuk check sound, hal ini terjadi karena saya melihat hanya ada satu kru yang melaksanakan check sound, dia adalah inspirasi untuk lagu Jeremy’s Storm (haha itu hanya salah satu gurauan yang saya ingat dari teman saya). Lebih dari setengah jam waktu yang dibutuhkan “Jeremy” untuk menyiapkan segalanya, akhirnya Kevin Parker dan kawan-kawan muncul juga. Saya sebenarnya kurang ingat lagu pertama (bahkan hampir semua lagu) yang mereka bawakan, tetapi penjelajahan internet dengan mudahnya membuat saya mendapatkan setlistnya, kita bisa mendapatkan apapun dari internet, bahkan kehidupan. Tanpa basa-basi, perjalanan spiritual dimulai dengan It’s Not Meant to Be dan boom! sound yang cukup menakjubkan dan menghipnotis berhasil diciptakankan oleh mereka (inilah hasil dari check sound yang lama itu), setelah itu disusul oleh lagu-lagu dari album Innerspeaker lainya seperti Desire Be Desire Go, Solitude is Bliss, Make Up Your Mind, Alter Ego, Jeremy’s Storm, dan Expectation. Sebelum mendekati akhir pertunjukan, mereka ternyata meng-cover lagu dari Massive Attack yang berjudul Angel, ini adalah lagu yang paling saya ingat, karena ketika saya sedang sangat menikmati lagu demi lagu yang mereka bawakan, tiba-tiba ada satu lagu yang kurang familiar di kuping saya. Lagu tersebut memiliki energi mistis yang aneh, saya membayangkan kehadiran Perseus dengan pegasusnya yang memaksa saya untuk menundukan kepala dari awal lagu sampai habis. Dilanjutkan dengan Runway, Houses, City, Clouds, yang membuat saya merasa terbang entah kemana. Tetapi masih kurang cukup rasanya bila belum menyaksikan Half Full Glass of Wine dibawakan. Lalu sebuah intro gitar nge-pop keluar dan disambut dengan irama bass, ya Skeleton Tiger dibawakan, selesai Skeleton Tiger mereka kembali memainkan sebuah intro, ini adalah intro yang saya tunggu-tunggu, Half Full Glass of Wine. Ada sedikit perubahan aransemen dilakukan oleh mereka untuk lagu ini tapi apa perduli saya, ini adalah Half Full Glass of Wine. Improvisasi dilakukan di dalam solo gitarnya, mungkin lagu ini menjadi 15 menit karenanya. Tame Impala menjadikan lagu Half Full Glass of Wine sebagai penutup penampilannya malam itu.

Bila harus membuat penilaian, saya akan berikan 5,5 dari 6 bintang. Saya mengurangi setengah karena Lighting yang seperti kurang menjadi perhatian, mereka lebih fokus ke visualisasi latar belakang yang sebenarnya juga kurang karena dijadikan 3 dimensi. 5,5 sisanya saya berikan karena sound yang mereka hasilkan, pemilihan lagu yang saya rasa cukup memuaskan, dan live performance yang hampir se-sempurna hasil rekaman, hal ini membuat saya berpikir bahwa Tame Impala tidak melakukan overdub ketika rekaman.

Dukung terus musik berpotensi!

-Raditya Iskandar



Tweet This

0 comments on "Nice Band, Wrong Gig"

Post a Comment