Friday, March 25, 2011

It's Taking Me Over: Bagaimana Suede Mengisi Malam Sabtu Saya



Hari Sabtu, 19 Maret 2011 lalu saya berkesempatan menyaksikan penampilan langsung salah satu band Inggris paling fenomenal pada masanya yang baru-baru ini reuni, yap, Suede, yang notabene merupakan band Britpop pertama itu (dan ya, The Smiths atau Stone Roses bukan Britpop) hadir langsung di depan saya dan mengguncang mental saya dengan beberapa lagu ciamiknya. Bagaimana konser itu menjadi sangat spesial? Well yah, sebut saja perjuangan mendapatkan tiketnya yang ampun-ampunan itu membuat saya hampir menyerah untuk dapat menyaksikan mereka langsung. Pembagian 500 tiket gratis itu terlewat oleh saya karena ketidakpunyaan saya akan sebuah akun jejaring sosial yang sedang meledak akhir-akhir ini. Namun 2 hari sebelum konser saya berhasil mendapatkan secarik tiket atas kredit Ananda Suryo Anindyo dan temannya yang namanya tidak saya ketahui, plenty of tissue for you there mister.

Tapi cukup dengan pembukaan yang membosankan di atas, bila anda membaca tulisan ini berarti anda ingin membaca bagaimana saya melihat konser yang mendatangkan legenda hidup itu berlangsung. Kira-kira pukul 10 malam saya dan beberapa teman memasuki Hall A yang ternyata sudah cukup penuh oleh orang-orang yang sudah masuk sebelum kami. For starter, bisa dibilang bahwa kaki saya gemetar saat menit-menit akhir menunggu Suede memasuki panggung. 2 orang pembawa acara yang saya tidak tau namanya sedang berkomat-kamit di atas panggung dan menyeletukkan hal tidak lucu yang tidak saya mengerti, dan yaa..apa yang anda harapkan?

Namun penantian itu berakhir dengan menyenangkan saat sebuah intro lagu yang sangat familiar terdengar di kuping saya, dan YA! "she was a girl from birmingham, she just had an abortion, she was a case of insanity, her name was pauline she lived in a tree"...Wait... fuck no mate it was supposed to be Suede, not the fucking Pistols!! Okaaay sesenang apapun saya mendengar lagu ini namun ini bukan alasan saya jauh-jauh datang ke Kemayoran hari itu. Setelah cukup puas menyanyikan lagu dari band ini..

err..right, sorry bout that

(yang sampai sekarang saya belum mengerti kenapa bisa dinyalakan saat itu) saya akhirnya diam sembari kembali tegang menunggu Suede (dan skor pertandingan Manchester United).

Belum satu menit saya diam, sesama penonton di sekeliling saya riuh mengeluarkan elu-eluan, dan saat itu pun saya sadar bahwa Anderson and the gang has hit the stage!! Membuka penampilan dengan This Hollywood Life saya pun konstan langung ikut bernyanyi dan riuh sembari loncat kegirangan melihat sekumpulan orang yang biasanya hanya bisa saya lihat di Youtube atau majalah NME edisi beberapa tahun yang lalu itu. Setelah lagu pertama hatam, buyar lah saya dan orang-orang di sekeliling saya oleh suasana kegembiraan karena melihat idola di depan mata. Tanpa basa-basi yang cukup berarti, Suede pun langung menghajar penonton kembali dengan beberapa hits mereka seperti Trash, We Are The Pigs, dan Electricity. Namun lagu yang paling menawan tentunya The Drowners, yang sekaligus merupakan lagu Suede favorit saya. Menganggumkan bagi saya, bagaimana sebuah lagu yang cukup gelap dalam suasana dan lirik dapat seketika berubah menjadi menyenangkan dan riang hanya dengan sedikit tambahan aw haw haw haaw, tidak ada waktu untuk menjadi skeptis dan senyuman pun tidak lagi terhindarkan sepertinya. Lagu yang agak mengejutkan datang tepat setelah The Drowners selesai, Killing of a Flash Boy yang sepengetahuan saya jarang menjadi lagu jagoan mereka dibawakan dengan cukup canggih.



Dua lagu berikutnya yang cukup membuat saya melayang-layang adalah The Wild Ones dan New Generation. Dua lagu yang datangnya dari "album yang cukup membawa masalah saat kovernya dilihat oleh Ibu saya" itu memang cukup saya tunggu-tunggu kehadirannya. Dan seperti Dimitar Berbatov melakukan over-head kick, hanya seperti itu, mereka membuat tenggorokan saya yang sudah kering semakin kering. Setelah New Generation selesai dibawakan dengan cantik, lagu yang sudah tidak diragukan ditunggu-tunggu sepanjang konser pun dibawakan oleh mereka. Yap, apalagi kalau bukan Beautiful Ones, lagu yang sempat diparodikan oleh salah satu grup lawak pada saat grup lawak masih bisa melawak itu membuat semua orang kegirangan dan..Well sepertinya anda sudah bisa membayangkan. Diset sebagai lagu terakhir, penonton pun langsung meneriakan seruan encore bahkan sebelum Suede turun dari panggung.

Beberapa menit setelah mereka turun panggung, penonton yang masih setia menunggu kembali digebrak akan kembalinya Suede ke atas panggung. Dua lagu terakhir pun mereka lantunkan, Lazy dan diakhiri dengan manis oleh Saturday Night yang mungkin menjadi soundtrack malam minggu semua pasangan di ruangan itu.


Overall? Hanya ada satu kekurangan konser ini bagi saya, salah satu favorit saya, Stay Together tidak dibawakan oleh Suede, yah anda tidak bisa mendapatkan semuanya memang. Tapi hey saya belum pernah sesenang ini sejak Michael Owen mencetak 3 gol ke gawang ras terunggul kedua setelah Yahudi itu. Dan yang membuatnya makin sensasional adalah Dimitar Berbatov mencetak gol untuk kemenangan Manchester United 2 minutes from time!! Apalagi yang anda butuhkan on a saturday night?


P.S: foto oleh Syanadia Andriani

- Tri Wicaksono



Tweet This

5 comments on "It's Taking Me Over: Bagaimana Suede Mengisi Malam Sabtu Saya"

bima adiputra pratama said...

Tarian dasyat ala glamrock jaman bahela sepertinya lupa dideskripsikan cak hahaha mantap banget itu walau bikin sakit mata juga terkadang hehe

wicaksono said...

yoi bim, sampe diliatin orang kan gara2 gw teriak jangan hahaha

Anonymous said...

fuck you

yulio onta said...

kok ngga ketemu sih cak ? pas saturday night seperti terlahir kembali gw denger lagu ini (lebay) hahahahaha

wicaksono said...

hahaha gw sih pas drowners sama new generation ta, canggih beraaaat

Post a Comment