Friday, February 19, 2010

FRIENDS TO FRIENDS : CITA RASA TIADA TARA




Bulungan Outdoor adalah venue yang dipilih untuk menyelenggarakan ulang tahun Twins Music, sebuah toko music ternama di kawasan Blok M. Si empunya adalah saudara kembar yang baru saja memasuki kepala empat. Mereka sangat darmawan kawan : memberi kita suguhan musik ciamik! Yang pasti, dengan bermodal Rp.30.000 saja, Anda bisa menyaksikan reuni Rumah Sakit, band veteran Pestol Aer ditambah The Flowers, dan band indie masa kini lainnya. Mari kita beri aplaus (prok prok prok) dan siulan jari (suit suit) serta acungan jempol (:cendol:). Gw baru datang sore hari, dan venue sudah lumayan padat, karena memang acara dimulai sejak pagi hari.

Band ini beraksi tak lama setelah gw dateng. BANGKU TAMAN diperkenankan dan langsung memainkan “She Burns the Disco” yang efektif membuat massa yang sedang duduk-duduk untuk mendekat dan merapat bersenandung mengikuti band indiepop asal Yogyakarta ini. Sayang penampilan mereka singkat saja, hanya memainkan 3 lagu, penonton pun merasa kecewa karena kurang puas rasanya.

FABLE. Tanpa basa-basi band 90-an Jakarta ini menggebrak dengan single “Ceria Hanya Cerita”. Namun rupanya cara mereka tidak berhasil untuk membuat mayoritas penonton yang memilih menepi berlindung panas−mungkin hanya sedikit dari mereka yang tahu eksistensi Adi Cumi dkk. Meskipun begitu, mereka tidak putus asa−lagu kedua dan ketiga mereka bawakan dengan energi yang sama, lengkingan falset yang khas dari Adi Cumi masih segar rupanya. Lagu terakhir adalah “Tak Ada yang Gelap”, sebuah balada galau dari Fable yang menjadi hits di jamannya.

Kemudian, MANTRA. Kita bisa dibuat penasaran dari komposisi line-up nya. Bagaimana tidak? Joko Anwar, Anda Perdana, Zeke Kaseli (ZATPP), Emil Hussenin (NAIF) dan Leonardo Ringgo (manajer D’ZEEK). Bila sekarang sedang trend aktris yang aji mumpung jadi penyanyi, Joko Anwar mempunyai trendnya sendiri : sutradara yang bernyanyi (Meskipun sebelumnya Monty Tiwa pernah bernyanyi untuk soundtrack filmya Mengejar Mas-Mas). Kembali ke topik, bagaimana kualitas musick yang ditawarkan? Gw adalah saksi : Joko Anwar dengan baik bernyanyi gaya era 70’an,yang entah mengapa membuat saya teringat pada White Shoes and the Couples Company. Lagu yang dibawakan adalah soundtrack dari Pintu Terlarang “Why”. Kemudian dilanjutkan dengan OST.Rumah Dara “Cinta Matiku” . Balada swing nan lembut, cukup membuat anda mengalun dan lupa sejenak bahwa anda sedang berpeluh keringat menonton sambil berdiri. Band yang harus kita waspadai terus pergerakannya.

PISTOL AER adalah salah satu band yang gue tunggu. Terakhir, mereka menciptakan klimaks disini. Sang gitaris memutuskan sambungan jack, ia mainkan tutup-buka jacknya yang menghasilkan pola suara timbul dan tenggelam, tak hanya itu−effect gitarnya diputar-putar−bunyi rengsekan abstark yang keluar justru menjadi daya tarik di bagian ini. Sajian post-rock yang singkat. Dan akhirnya mereka tahu : penonton sudah terkesima dengan aksi mereka. membanting gitarnya yang sayang tidak berhasil ditangkap, namun cacat aksinya tidak meredakan tepuk riuh penonton yang panjang.

Setelah PISTOL AER beraksi, Buluk Cs tidak mau kalah unjuk gigi. SUPERGLAD adalah contoh band rock catchy yang dapat membuat Anda senang dengan lagu-lagunya. “Teen Flick Rocker” “Berani-beraninya” “Diktator” “Hey Nona” “Peri Kecil” “ ‘’D’4ll”@Y5” dibawakan dengan baik. Kemudian ”Senda Gurau“ adalah reportoar lucu yang menyindir : ‘Ada seorang Radja yang Kangen sama Walinya di balik Hijaunya Daun/Dia melihat Angkasa melihat merpati terbang tinggi hinggap di ujung Station No.12/’. Buluk yang memang announcer radio punya nilai plus lebih dibandingkan penampilan band lain, ia banyak berdialog dengan para penonton, beretorika akan cheesy-nya music mainstream Indonesia yang dibalas dengan sahutan setuju penonton.

THE UPSTAIRS menjadi band pembuka setelah break magrib. Band penggoyang pensi ini masih enerjik membawakan discopop new wave ’80-an. Ada “Gadis Gengster” “Cosmic G-Spot”, lalu ditutup dengan “Matraman”−salah satu 150 Lagu Indonesia Terbaik versi Rolling Stone Indonesia−dan gw teringat kenangan akan lagu itu : berbaju putih biru menyetel music lewat music application dari Nokia menjadi trend yang booming saat itu. Hahahaha tai! Music racikan Jimi Multhazam ini memang punya sentuhan untuk membuat kita bergoyang. Bersama Modern Darling kami Berdansa Akhir Pekan!

Dan ini dia : RUMAH SAKIT! Bagi kalian yang belum tahu, RUMAH SAKIT adalah band veteran yang sukses memberikan influence yang besar. Mengajak kita berkiblat ke kekayaan Britpop. Gw mungkin masih duduk di bangku SD saat band ini berjaya, namun gw beruntung dan akhirnya melihat mereka langsung di depan mata sendiri. Hore! “Datang” “Anomali” ” Mati Suri” “Nol Derajat” adalah 4 jatah lagu yang diberi penyelenggara. Namun kami belum cukup puas Bung. Mereka sedang beranjak turun dari panggung selagi penonton meminta jatah tambahan: “Lagiiii Lagiiii!”. Kembar Anda Andi yang memang stand by di panggung menyengir kalah, diizinkannya RUMAH SAKIT naik kembali. Kami, penonton, ingin ada encore sebagai penutup,dan RUMAH SAKIT mengerti itu. “Pop Kinetik” adalah lagu yang tepat. Lagi-lagi, penonton sudah hafal. Andri Lemes tidak usah repot-repot membuka mulut untuk bernyanyi ‘Akhirnya baru kau mengerti/Bahwa ku bukan/Manusia Biasa/’ karena massa sudah mewakilinya. Suara gw sampe serak karena nyanyi teriak. Atmosfer kenostalgiaan berlangsung disini, terlihat muka-muka rindu yang menatap idolanya sedang bermain.

Setelah disuguhkan keciamikan RUMAH SAKIT, selanjutnya THE FLOWERS yang akan unjuk gigi. Saya bersama teman adalah minoritas dari mereka yang berseru saat THE FLOWERS naik panggung. Mungkin mereka belum tahu kedasyatan band ini. Sayang, kehadiran Rajawali dan Rajawati sedikit malam itu-mereka tidak menyaksikan banyak improvisasi yang dimainkan di sini : saat “Lonely Boy” dimainkan, Eugen dengan saxophonenya dan Boris dengan gitarnya berduel, keduanya bermain mantap disambut dengan decakan kagum penonton. Namun bagi saya malam di Rolling Stone Release Party lebih berkesan dibanding di sini,crowd yang solid membuat atmosfir terasa intim dan menggigit. Siap-siap mendengarkan musik cadas band ini karena mereka baru saja comeback ke industry musik kita.

WHITE SHOES AND THE COUPLES COMPANY. Saya sempat kecewa karena sebelum tampil Aprilia Apsari memberitahu bahwa mereka hanya bermain 2 lagu (“Oh No!”) dikarenakan acara yang ngaret. Langsung saja permainan Intro sebagai pembuka awal adalah pola khas White Shoes seperti yang terdapat di album-album mereka. Mereka memberi kejutan malam itu : menyanyikan lagu baru dari album yang masih dalam proses, bercerita tentang alam Papua. White Shoes is kind of a branding band dengan lirik dan musikalitas yang unik. Lirik pembuka ‘Pergi ke Jayapura, Not pretend Tidak pura-pura’ (kurang lebih seperti itu gw lupa hehehe) dengan racikan bunyi-bunyi mistis Papua dicampur dengan music ala White Shoes−menghasilkan sound fusion cantik. Penutupnya adalah lagu imut “Aksi Kucing” yang merupakan lagu remake dari Oey Yoek Siang.

Semua suka NAIF. NAIF adalah suntikan vaksin keceriaan yang berlaku untuk semua umur. Meski jam hp menunjukkan waktu tengah malam dan gerimis membasahi tubuh perlahan namun tidak mengganggu Kawan NAIF untuk menikmati idolanya. Kita semua berkaraoke massal dengan lagu “Piknik 72” “Mobil Balap” “Dia adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia yang Ada di Seluruh Dunia” dan “Jikalau”.

Sayang sekali NAIF adalah band terakhir yang gw lihat. Fisik yang sudah menua tidak menunjang untuk melanjutkan The Brandals hahaha. Gak kerasa 8 jam telah berlalu begitu cepat. Acara berlangsung tertib, meski sayang masih saja ada kasus tangan-tangan jahil. Friends to Friends adalah sebuah hiburan akhir pekan yang menimbulkan cita rasa ceria untuk kembali beraktivitas keesokan harinya.

- Annayu Maharani



Tweet This

3 comments on "FRIENDS TO FRIENDS : CITA RASA TIADA TARA"

awasdhack on February 20, 2010 at 7:14 AM said...

mantafff...
lanjut nulisnya y.

Bilal Abdullah said...

Cukup menyesal gw ga dateng.btw,Review yg keren ca!

Buayasumur on May 17, 2010 at 8:37 AM said...

Gak dateng pas ini tapi pengen ngucapin, Selamat ulang tahun Anda dan Andi. Semoga makin rajin sholat. Dan, Semoga kaset - kaset di Twins makin banyak. :P

Nice review. Seriously. Dan, memang benar Naif adalah vaksin keceriaan bagi semua umur. :) Anjis! Rumahsakit! Kurang Pure Saturday ama Cherry Bombshell aja kali ini acara.

Post a Comment