Monday, December 27, 2010

On Your Own : Refleksi Kesendirian dan Esensi Kehadiran




Mari berbicara lirik. Suatu rangkaian kata-kata yang bisa dibilang sangat bebas penulisannya. Bisa seperti puisi, teks propaganda, atau mungkin cerita pendek. Inilah kebebasan ekspresi yang salah satunya dimiliki oleh musik. Lirik telah mengubah anak muda menjadi eksplosif, mengubah gaya hidup manusia, menyentuh emosi, bahkan membuat suatu gerakan sosial.

Richard Ashcroft melalui The Verve-nya telah menjadi salah satu ikon britpop yang bisa dibilang sangat puitis, namun liriknya selalu sulit dibaca begitu saja dan bisa dibilang memiliki sisi personal yang sangat tertutup. Gaya bicara Ashcroft selintas seperti interpersonal dan sangat gamblang. Namun bila disimak lagi kata perkatanya, ia seperti berbicara dengan lawan bicaranya tetapi dengan bahasa yang mungkin hanya dia dan (mungkin) lawan bicaranya saja yang mengerti.

On Your Own, suatu track favorit saya sepanjang masa, dan “pertemuan” saya dengan lagu ini pun sedikit unik. Saat itu saya baru mengenal The Verve belum lebih dari satu tahun kira-kira. Saat saya sedang berselancar di YouTube untuk melihat video-video The Verve -- tentu saat itu saya mencari track-track mainstream seperti Sonnet atau The Drugs Don’t Work – lalu entah kenapa saya menekan salah satu video akustik mereka, On Your Own. Dari sinilah saya semakin suka dengan lagu-lagu band asal Wigan ini.

Kembali berbicara mengenai On Your Own. Menurut saya inilah salah satu masterpiece Richard Ashcroft yang menunjukkan bagaimana dia berbicara mengenai kesendiriannya dalam monolog yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan penjelasan-penjelasannya mengenai bagaimana kesendirian menyelimuti hidupnya, serta pengaruh sosok “You”. Dibagian akhir mungkin adalah yang paling eksplisit bagi Ashcroft, dia seperti kehilangan sosok “You” dalam hidupnya, namun yang dia sayangkan dari kehilangan ini adalah esensi kehadiran dari sosok “You” itu sendiri. Ini terlihat dari bagaimana Ashcroft menekankan bahwa ini bukan masalah “You” hadir, tapi bagaimana ada seseorang yang bisa mengisi “lubang” dalam hidupnya (all i want is someone who can feel the hole in this life i know). Lalu Ashcroft juga menekankan bagaimana dia ragu akan membutuhkan sosok “You” tadi, namun esensi kehadirannya sebelumnya lah yang sebenarnya dirindukan oleh Ashcroft, ini terlihat dalam bagaimana ia berbicara “tell me if it’s true that i need you, you are changing”. Bagi Ashcroft, sosok “You” disini jelas sekali dirindukan dalam esensi kehadirannya. Tapi pada akhirnya, Ashcroft kembali pada ketertarikan personalnya dengan menyatakan “You come in on your own, and you leave on your own, forget the lovers you’ve known, and your friends on you have told”. Bagaimanapun pada bagian ini, ada kepedulian dari Ashcroft akan apa yang dilakukan sosok “You”.

Pelajaran yang bisa saya ambil dari lagu ini adalah, orang berubah, orang pergi dari kehidupan kita. Sampai berapapun waktu yang kita butuhkan, kita akan tetap merindukannya. Apa yang dirindukan? Kita juga akan membutuhkan berapapun waktu yang kita butuhkan untuk meragukan apa yang kita rindukan adalah personal dari orang yang meninggalkan. Kerinduan itu, sekali lagi merupakan kerinduan akan esensi kehadiran. Namun, manusia pada akhirnya bukanlah angka, atau hal-hal pasti yang berjalan dengan logika saja. Keterkaitan personal, punya tempat sendiri dalam hidup manusia. Tinggal sejauh mana esensi kehadiran sesuatu yang baru bisa menutupnya.

Chandraditya Kusuma


(credit to Naldo Boreal Estudio on Flickr for the picture above)



Tweet This

1 comments on "On Your Own : Refleksi Kesendirian dan Esensi Kehadiran"

tes said...

asd

Post a Comment