Kevin Carter, ya benar, salah satu lagu milik Manic Street Preacher, ternyata menyimpan cerita yang sungguh menarik. Cerita yang berkembang adalah pengkaitan antara foto yang pernah diambil Carter dengan rumor bunuh dirinya dia akibat foto yang diambilnya sendiri. Sampai saat ini rumor tentang foto karya Carter masih simpang siur. Foto peraih hadiah Pulitzer tahun 1994 yang menampilkan seorang anak kecil kurus kering dengan latar belakang seekor burung pemakan bangkai. Rumor yang mengatakan, Carter bunuh diri karena menyesal tidak menolong anak itu, tetapi malah memotretnya, bahkan setelah itu Carter meraih hadiah jurnalistik bergengsi. Rumor yang tak jelas benar asal usulnya ini bertutur lebih jauh, Carter menulis di buku hariannya seusai memotret foto itu, ‘’Ya Tuhan, aku tidak akan menyia-nyiakan makanan lagi walau rasanya setidak enak apa pun’’. Di situs BBC, jelas-jelas ada bantahan bahwa kalimat itu tidak pernah ditulis atau diucapkan Carter dimanapun. Dari penelusuran ke berbagai sumber, didapat kesimpulan bahwa Carter tak mungkin bunuh diri karena foto itu. Carter tahu bahwa anak itu tidak dalam bahaya sama sekali.
Saat itu tanggal 11 Maret 1993, Carter dan kerabatnya Joao Silva mendarat di bagian utara
Sebenarnya, Carter yang lahir 13 September 1960 di Johannesburg, Afrika Selatan, berjiwa pembela kebenaran sejak kecil. Ibunya, Roma Carter, bercerita bahwa Carter kecil sering marah kalau melihat seorang polisi kulit putih memperlakukan orang kulit hitam dengan kejam. Demikianlah, profesi sebagai fotografer jurnalistik sering membawanya menjadi saksi peristiwa-peristiwa keji. Satu yang penting dari kejadian itu adalah seuasai memotret, Carter duduk di bawah pohon dan tampak tertekan. Pada waktu bunuh diri pun, surat yang ditinggalkan Carter berisi tulisan sebagai berikut ’’I am depressed.Without phone.Money for rent.Money for child support.Money for debts.Money!!! I am haunted by the vivid memories of killings and corpses and anger and pain, of starving and wounded children, of trigger-happy madmen, often police, of killer executioners’’. Carter bunuh diri 27 Juli 1994 beberapa pekan setelah meraih hadiah Pulitzer, dengan cara menutup diri di dalam mobil pick upnya, lalu mengalirkan gas knalpot ke dalam. Ia bunuh diri karena depresi pada kenyataan hidup yang kejam dan keras. Carter tidak tahan hidup menjadi saksi kekejaman. Ia memilih mengakhiri hidupnya. Bagaimanapun Carter telah terbelenggu. Terbelenggu oleh suatu kontemplasi yang kompleks. Kontemplasi elemen-elemen resiko hidup yang tidak bisa dihadapinya.
-Bilal Abdullah

1 comments on "Kevin Carter: Sebuah Ideografis yang Berakhir Tragis"
ahh one of my fave song from Manic. always loved what it meant.
Post a Comment