Di umur yang semakin tua
ini, beberapa orang akan mencapai sebuah titik kenyamanan musikalitas yang
membuat mereka hanya mendengarkan beberapa musisi maupun genre yang sudah
familiar di telinga mereka. Dalam pencarian musik baru mereka hanya stuck pada genre yang mereka favoritkan
atau mudahnya “musik mereka mirip sama band kesukaan gua bre!” Kemudian para
konservatif tersebut akan mencapai sebuah titik dimana mereka rela untuk
mendengarkan musik, musisi, bahkan genre baru untuk mencapai sebuah orgasme
telinga yang membebaskan jiwa. Perjalanan tersebut kadang menyakitkan dan tidak
selamanya mencapai keberhasilan. Pada artikel ini saya akan menjelaskan tentang
pengalaman saya dalam pencarian musik baru yang berujung pada penemuan sebuah
genre baru.
Genre merupakan sebuah tipe dari kategori yang mengacu
pada musik spesifik dengan perbedaannya masing-masing melalui jaringan budaya
dalam produksi, peredaran, dan signifikansi.[1]
Kunci dari pemahaman genre terletak dari perbedaan satu sama lain, saya yakin
kalian bisa membedakan musik dangdut dan jazz, ya kecuali keduanya menyatu
menjadi genre dangdut-jazz! Fuck yeah.
Hal tersebut merupakan definisi produksi yang mengacu pada sound yang
dihasilkan musisi yang kemudian didengarkan oleh kita. Peredaran menjadi hal
yang saya sukai dari musik karena kita dapat mencari musik beserta genre baru
melalui proses tersebut. Cara mengaksesnya pun kini mudah akibat kehadiran
internet yang sekaligus menjadi salah satu sumber terbaik dalam pencarian musik
baru.
Saya pribadi mencari musik baru di internet melalui media
elektronik layaknya NME, situs video Youtube, fitur similar artist di Last.fm, sosial media, hingga mengeksplotasi
situs Google. Selain itu film atau acara televisi dengan musik yang
disajikannya menjadi salah satu sumber terbaik saya. Sedangkan dalam pencarian
musik di media cetak jarangkali saya lakukan semenjak saya berhenti membaca
majalah Hai bekas kakak saya dan Rolling Stone Indonesia maupun luar.
Dengan kebiasaan mencari musik diatas saya menemukan dan
langsung mendengarkan Mac DeMarco dengan albumnya yang bertajuk Salad Days
melalui Google dan Youtube. Aneh, karena dulu saya sama sekali tidak suka saat
mengunduh musik DeMarco secara gratis di Last.fm dengan judul “Rock and Roll
Night Club.” Tapi kini dia membawa musik santai yang saya anggap cukup mudah
didengar melalui dasar-dasar lagu pop adiktif dengan campuran surf dan lo-fi. Lagu-lagu
seperti Salad Days, Blue Boy, dan Chamber of Reflection merupakan tiga lagu
terbaik yang dapat saya sarankan di album Salad Days. Album tersebut saya
temukan di Youtube dan pertanyaan atas genre DeMarco mulai muncul karena musik
yang dia sajikan cukup baru untuk telinga saya.
Setelah berseluncur di internet, saya menemukan fakta
bahwa DeMarco membawa musik dengan genre yang dicap oleh berbagai media sebagai
slacker rock atau rock malas.[2]
Hal tersebut mendorong saya untuk mencari band-band dengan genre slacker rock,
dan Pavement menjadi salah satu band yang disebut-sebut sebagai perintisnya.
Ya, jujur saya tidak terlalu menyukai musik mereka, walaupun Cut Your Hair
menjadi salah satu lagu yang saya dengarkan dan berhasil masuk dalam salah satu
playlist kece Rama Indirawan.
Saat saya mencari berita-berita DeMarco saya menemukan hal menarik yang
merujuk pada genre baru yang dia anggap telah buat dalam musiknya, yaitu jizz
jazz[3].
Dalam kata lain Mac DeMarco (setidaknya menurut dia) merupakan musisi dengan
genre jizz jazz. Penyebutan genre oleh kritikus bahkan oleh musisi itu sendiri
menjadi proses signifkansi sebuah genre, dalam kasus ini dua genre menempel
dalam seorang persona musisi.
Album Salad Days membuat saya berulang kali mendengarkan Mac DeMarco dan
saat saya melihat salah satu acara live
dia di Youtube, hal pertama yang saya perhatikan adalah hilangnya gitaris utama
band tersebut yaitu Peter Sagar. Sambil mencari berita tentang keberadaan Sagar
di internet, tabulasi lain terbuka pada similar artist di Last.fm yang
menunjukkan sebuah band bernama Homeshake. Guess
what? Itu adalah band baru dari Peter Sagar yang memiliki genre (tebak
lagi) slacker rock! Band tersebut memiliki esensi “malas” yang sedikit lebih
tinggi dari Mac DeMarco akan tetapi melodi manis gitar beserta keseluruhan
musik yang bernuansa effortless tetap
menempel kental layaknya mantan bos dia. Lagu-lagu terbaik Homeshake yang dapat
saya sarankan berupa Moon Woman, Making A Fool Of You, dan Brothers.
Itulah salah satu
pengalaman saya dalam pencarian musik beserta penemuan genre baru yang
dilakukan melalui internet dengan berbagai situs yang cukup membantu. Berbagai
hal yang disebutkan diatas mungkin dapat anda coba sendiri dalam mencari musik baru
yang dapat membunuh kejenuhan anda. Baik itu musik yang mirip dengan musisi
favorit kalian, musik asing yang belom pernah anda dengar, hingga memasuki
genre asing yang merayu dan memanjakan telinga.
- Rama
Indirawan
[1]
Fabian Holt, Genre in Popular Music
(Chicago: The University of Chicago Press, 2007), hlm. 2.
[2] http://www.wildcat.arizona.edu/article/2012/11/mac-demarco-music-profile-110512
dan http://www.nme.com/reviews/mac-demarco/15233
Menjadi contoh atas penyebutan slacker rock
[3] http://exclaim.ca/Music/article/mac_demarco
dan http://www.theguardian.com/music/2014/mar/27/mac-demarco-salad-days-review
menjadi contoh dalam penyebutan jizz jazz atas genre musik Mac DeMarco